Episode Kematian Ace Kakak Luffy One Piece dan Pelajaran Hidup Dibaliknya


!!SPOILER!!

Episode 400an-500an mungkin jadi salah satu episode paling berkesan sepanjang aku menonton One Piece. Karena semua kesabaranku menonton sepanjang ini seolah terbayarkan dan bahkan mendapatkan lebih banyak daripada aku bayangkan. 

Selain aku tidak menyangka bahwa cerita One Piece bisa jadi sebagus ini,  dinamika cerita ini pun membuat perasaan bagaikan roller coaster

--


Jadi aku baru saja selesai mengikuti flashback Luffy, Ace, dan Sabo. Dan flashback itu diletakkan tepat saat Luffy baru saja menyadari bahwa kematian Ace benar adanya. 

Dan peletakan Flashback di bagian ini sangat cerdas. Seolah kita benar-benar dibawa untuk mengalami perasaan duka milik Luffy.

Flashback bisa saja ditaruh saat pertama kali Ace dan Luffy bertemu. Bisa juga dibuat sejak awal kisah perjalanan Luffy dari kecil sampai ia mengumpulkan teman-temannya. Tapi di dalam anime, flashback diletakkan tepat setelah kematian Ace. Dan efek yang ditimbulkan menjadi sangat bombastis.




Kenapa?

Setelah menangis tersedu di episode kematian Ace tentunya aku sendiri ingin segera move on karena tidak sanggup melihat Luffy yang sedih kehilangan kakak satu-satunya. Dan mungkin di kehidupan kita yang super denial terhadap kesedihan, banyak orang yang memilih melarikan diri dari rasa sedih dan duka mendalam, memilih untuk menyembunyikan rapat-rapat dalam topeng bernama 'kuat'. Banyak dari kita memilih untuk segera mencari pengalihan dan melupakan kesedihan yang mendalam itu. Dan begitupun di dalam cerita ini. Saat kita melihat tokoh utama tercinta mengalami duka mendalam dan kita merasakan kesedihannya, rasanya ingin segera masuk ke arc baru, ke keseruan lainnya agar tidak perlu mengingat kesedihan akan kematian yang baru dihadapi Luffy. Tapi bukannya segera menceritakan arc baru, malah rasa duka itu diperparah dengan flashback Luffy x Ace dimana jelas itu akan membuat kita semakin rindu dengan sosok Ace yang telah tiada. 

Yang mengagumkan adalah, dinamika penceritaan mulai dari Luffy pingsan (karena syok Ace mati didepannya),  depresinya saat sadar dan menyadari ketidakmampuannya (lagi)  menyelamatkan orang yang berharga,  dan terpuruk dalam penyesalan,  rasa bersalah,  ingin menghukum diri sendiri, hingga flashback yang menurutku mewakilkan denial dan tidak mau menerima kenyataan, hingga kesadaran bahwa Ace tidak akan pernah kembali.. Kemudian dilanjutkan dengan healing time saat Luffy mengingat teman2nya itu sangat amat membekas. Dan sangat relatable dengan seseorang saat berhadapan dengan kematian. Ada fase griefing yang sangat sehat dilakukan Luffy disini dimana mungkin tidak sering kita lihat dalam anime-anime lain yang sejenis.

1. Flashback sebagai bentuk penolakan terhadap kematian


Hal yang paling jelas kurasakan saat kita dibawa ke masa lalu Ace, Luffy, dan Sabo adalah perasaan bahwa 'Ace masih ada'. Bahwa Ace hidup, bukan mati seperti apa yang terjadi di kenyataan.

Saat berduka, ada fase penolakan yang banyak kita lakukan sebelum melakukan penerimaan. Momen-momen pertama bertemu, momen-momen bahagia dan sedih bersama dengan orang tersebut, kita munculkan dalam pikiran hingga rasanya sangat hidup, dan seolah kita ingin kembali ke masa-masa tersebut, saat semuanya menjadi baik-baik saja.

Pelarian ini sangat mudah dilakukan karena kita tidak perlu berhadapan dengan rasa sakit yang dirasakan di saat ini. Sayangnya momen tersebut tidak berlangsung lama. 

Karena di satu titik, setelah perjalanan dan ingatan itu kita hidupkan, kita terpaksa kembali ke momen paling menyakitkan yaitu momen kematian itu sendiri. Bahwa ia sudah tidak ada di dunia ini.

Dan itulah yang kurasakan di bagian flashback. Bahwa Ace seolah-olah hanya pergi mengucapkan selamat jalan dan janjinya bahwa ia tidak akan mati seperti yang dilakukannya ketika dia berpamitan dengan Luffy untuk lebih dulu pergi ke lautan.

Lalu boom, kembali ke masa kini untuk menyadari bahwa orang yang diingatan kita berkata hanya berpamitan itu tidak akan kembali lagi. Di tambah Luffy harus mengingat saat-saat terakhir orang tersebut.

Dan gelombang kesedihan kembali menghampiri. Penggambarannya sangat jelas bertepatan setelah flashback berakhir.

Kematian Ace tidak tiba-tiba membuat Luffy memiliki kekuatan super besar yang bisa langsung membunuh lawan. Tidak. Kematian Ace membuat Luffy sangat trauma, tidak berdaya, dan sangat lemah. 

2. Luffy menghadapi semua perasaan duka tersebut




Aku kagum sama Luffy karena ia berani berhadapan dengan rasa sedih dan duka yang menderanya setiap kali ia kehilangan seseorang.

Luffy tidak pernah pura-pura kuat dan menjadi dingin dalam semalam karena kebencian. Atau tiba-tiba pergi hanya untuk balas dendam.

Perasaan yang Luffy rasakan segera ia hadapi saat itu juga.

Ingat ketika Sabo dikabarkan terbunuh?
Luffy marah, tentu. Tapi dibandingkan ia memilih untuk lari dan balas dendam, perasaan duka teramat kuat membuatnya seketika lemah. Tidak berkeinginan melakukan apapun. Depresi. Shock. Sedih.

Maka itulah yang Luffy lakukan. Dia tidak mau makan, ia menangis dan menangis tanpa henti.

3. Tangisan itu akan berhenti.

Hal yang paling kita takutkan saat berduka adalah takut bahwa sekali kita menangis, kita mungkin tidak akan pernah berhenti menangis.

Tapi, tangisan itu akan berhenti pada akhirnya.

Hanya saja, kalau tangisan itu terasa berlebihan dan meluap maka keluarkanlah. Dengan begitu kesedihan yang kamu rasakan tidak akan menyerang balik di kemudian hari.

Penasaran kenapa Luffy tampak selalu memiliki vibes positif dalam dirinya? Kenapa ia selalu tampak beruntung? Kenapa ia tampak selalu tahu cara untuk bahagia?

Karena ia menghadapi setiap perasaannya dan mengeluarkannya secara langsung.

Maka saat ia berduka dan ia menangis, maka tidak ada yang bisa melarangnya untuk menangis. Karena pada akhirnya, saat tangisan itu akhirnya berhenti kamu akan sadar bahwa ada banyak kenangan bahagia yang telah kamu lewati bersama orang tersebut. Dan itulah yang membuatmu bisa bertahan untuk melangkah maju hari demi hari.

4. Luffy sudah kehilangan semua 'kakak'nya.


Sabo dan Ace adalah satu-satunya orang yang Luffy anggap sebagai kakaknya. Kalau kita ingat di bagian flashback, kita akan melihat betapa Luffy ini cuma seorang bocah yang suka mengekori Ace dan Sabo kemana-mana. Cengeng dan lemah. Sangat menghawatirkan. Terlebih ikatan emosi mereka bertiga sangatlah kuat karena mereka bisa dibilang 7/24 jam selalu bersama. Terlebih Luffy dan Ace yang terus bersama selama 10 tahun 7/24 jam. Tidak mungkin itu adalah ikatan yang lemah kalau sudah bersama selama itu.

Jadi di akhir flashback, akhirnya kita tahu ikatan seperti apa yang harus diikhlaskan oleh Luffy. Ikatan apa yang harus anak laki-laki ini lepaskan untuk ia bisa maju dan menjadi lebih kuat. Dan itu tidak mudah. Kita seolah diajak mengalami apa yang harus direlakan oleh Luffy dan rasanya berat untuk berkata dengan tegas bahwa Ace sudah mati dan tidak akan pernah muncul lagi.

5. Waktu akan terus berlalu, hidup akan terus maju

Akhirnya aku paham kenapa Luffy harus terus sendirian selama 100an episode tanpa krunya. Karena kru Mugiwara yang diceritakan selama 400 episode panjangnya adalah untuk menunjukkan kepada kita tentang ikatan yang terbentuk dalam kebiasaan menjadi ikatan dalam bentuk keluarga. Menerima kelebihan dan kekurangan, saling percaya, saling melindungi. Dan tanpa sadar, kita akan merasakan sekuat apa hubungan mereka, mau tidak mau. Ikatan yang terbentuk dengan sendirinya ketika mereka berjuang bersama, petualangan demi petualangan. Melewati suka duka bersama.  Mau tidak mau kita akan merasakan sekuat apa hubungan itu.

Menariknya, Luffy dan Krunya adalah the real family in the present.

Luffy, Ace, dan Sabo yang telah memutuskan untuk berlayar sendiri-sendiri adalah keluarga yang berpisah untuk membentuk hubungan dan ikatan dengan keluarga baru. Maka Luffy dengan Krunya, dan Ace dengan kru Shirohige sebagai keluarga barunya. Ace membentuk hubungan baru dengan Shirohige sebagai ayahnya, Luffy dengan krunya. Mereka masih bersaudara tentu saja, tapi karena sekarang mereka memiliki petualangan sendiri-sendiri, maka keluarga Luffy tidak lagi hanya Ace, dan keluarga Ace tidak hanya Luffy. 

Kita sudah saksikan sendiri kan, seberapa besar hubungan yang dibentuk Ace seorang diri saat ia pergi ke lautan. Sebanyak yang bersedia menyelamatkannya. That's amazing. Ace, anak laki-laki yang dibesarkan oleh Bandit gunung, yang dibenci oleh banyak orang, dia dicintai di lautan oleh leeebih banyak orang. And then you will realise, bahwa ia mati dalam kebanggaan. Bahwa ia menjalani hidup sesuai yang ia inginkan. Ia dikenal, ia dicintai banyak orang. Mau tidak mau, harus diakui bahwa Ace sudah mencapai mimpi-mimpinya.

Nah, dalam 100 episode saat Luffy menyelamatkan Ace, itu kan dia sendiri, dan saking hari demi hari dia lalui untuk fokus menyelamatkan Ace, diapun lupa dengan teman-temannya. Sama halnya kita yang menonton perjalanan Luffy dalam episode-episode ini, kadang kita merasa tidak butuh kisah-kisah teman-temannya yang sedang terdampar saking kita ingin Luffy segera ketemu Ace, kakak satu-satunya. So, those real present family, we forgot. Karena saat itu Ace adalah prioritas dipikiran kita sebagai penonton, maupun dipikiran Luffy.

Memang Luffy membentuk hubungan-hubungan baru saat di Impel Down, tapi itu hubungan yang didasari dengan kebutuhan, bukan karena sengaja dibentuk. Kalau Luffy dan krunya, maupun Luffy dengan Ace dan Sabo, adalah hubungan yang dicari oleh Luffy itu sendiri. So, hubungan Luffy x Ace x Sabo akan bisa disembuhkan jika ia bisa menemukan jenis hubungan yang sama which is hubungan tersebut sebenarnya sudah ada: yaitu Luffy beserta krunya.

6. Healing Time : Luffy x Ace x Sabo = Luffy x Kru Mugiwara



Dan fase terakhir setelah menerima bahwa kematian itu benar adanya, adalah mencari tujuan baru untuk bisa melangkah lagi.

Kematian Ace sempat membutakan Luffy (dan kita sebagai penonton) akan tujuan-tujuannya, akan orang-orang yang masih ada disisinya, karena ia (dan kita) terlalu fokus pada kesedihannya yang baru saja ditinggal mati oleh Ace. Ia (dan kita) lupa, saking sendiriannya selama 100 episode tersebut, bahwa ia memiliki keluarga lain yang menunggunya untuk kembali berkumpul bersama.

Sama ketika Ace menyembuhkan Luffy atas kematian Sabo, akhirnya Luffy menyadari (dengan bantuan Jimbei) bahwa masih ada Kru Mugiwara disisinya yang akan menyembuhkan dirinya dari kematian Ace .
Flashback saat Luffy ingat bahwa ia punya teman-temannya, membuatku menangis tersedu-sedu lagi. Tapi kali ini bukan karena kesedihan akan kematian Ace, tetapi karena menyadari bahwa Luffy tidak sendirian. Ia masih belum kehilangan harapan dan tujuan.

Luffy lalu menangis karena tiba-tiba rindu pada teman-temannya, dan mendadak akupun sangat rindu dengan teman-teman Luffy. Aku merasa Luffy sangat perlu teman-temannya untuk menyembuhkan lukanya dan bisa mengingat Ace dalam kenangan-kenangan yang indah, dan menyelamatkannya dari Trauma.

note:

Luffy kecil gemes bangeeeeeeeeeeettt >,<


Salam, Adlina Haezah

Komentar