#MLMTalks Pengalaman Buruk tentang MLM atau Bisnis Jaringan

Pengalaman Buruk tentang MLM


Multilevel Marketing, atau MLM.
Pasti teman-teman sudah banyak yang mendengar.
Dan apa yang terpikirkan pertama kali ketika mendengarnya?

Penipuan
Ketakutan
Cuci Otak


Begitu?

Oke.. itu wajar. Karena AKUPUN begitu.

Dulu sih sudah sering dengar, dan mungkin... karena ayahku juga pernah join, seperti Tianshi... ibuku ikut Oriflame... dan masih sangat banyak lagi.

Ketika ayah dan ibuku ikut MLM tersebut, usia mereka masih 20 tahunan, dan aku masih kecil.

Kata-kata MLM cukup familiar di telingaku sejak aku masih kecil, dan kemudian aku tumbuh dengan mengetahui bahwa yang namanya MLM itu tidak ada gunanya.

Karena ayah dan ibuku tidak mendapat hasil apapun.

Akhirnya ayahku kembali fokus kepada pekerjaannya sebagai PNS. Dengan kedamaian tersebut, aku merasa bahwa pekerjaan ayahku menjadi pekerjaan yang paling melegakan karena keluarga kami memperoleh pendapatan TETAP.

Ibuku buka warung, dan bagiku itu cukup, karena yang penting bagiku adalah keharmonisan terjaga. Tidak perlu berurusan dengan uang orang lain.

Semenjak itu, cita-citaku memang adalah seorang pekerja, dan penulis. PADA saat itu.

Aku tidak menganggap Tianshi atau Oriflame itu buruk, meskipun aku tahu itu MLM, yang aku tahu orang tuaku tidak berhasil di bisnis tersebut. 

Beberapa tahun tahun berikutnya, aku mulai sering mendengar dengung dengung bahwa MLM itu sesat, karena itu penipuan, hanya akan menguntungkan orang-orang yang lebih dulu bergabung. Intinya, ini adalah pekerjaan yang harus dihindari karena semua yang katanya bisa mengabulkan impianmu itu bullshit.


Aku masih SMP saat itu, atau SMA. Yang jelas, aku tidak memiliki cita-cita setinggi langit.

Jadi aku juga tidak percaya dengan yang namanya bermimpi setinggi langit.
Jadi otomatis, semua yang terkait dengan MLM juga dengan mudah kuterima, tidak bisa dipercaya.

Suatu hari pernah aku dihubungi kakak tingkatku untuk bertemu. Aku kaget karena di lokasi pertemuan tiba-tiba ada banyak orang yang datang kepadaku dan PRESENTASI.

Mereka presentasi tentang produk dan sistem jaringan... aku saat itu tidak tahu bahwa mereka sedang melakukan prospek.

Yang pasti aku tidak berniat bergabung saat itu, aku tahu bahwa aku tidak punya uang. Kalau aku bilang Ya sekalipun, aku bisa saja besok tidak kembali. Jadi kudengarkan presentasi mereka dengan seksama.

Aku merasa cukup menarik, sistemnya... karena diajarkan bagaimana caranya untuk bisa mendapat uang dengan mengajak orang-orang.

Ada beberapa bagian yang aku bingung, soal kaki kaki, dan aku rajin bertanya,

Sampai selesailah presentasi tersebut, dan teman-temanku pergi dengan rasa takut. Takut karena sudah terjebak dalam prospek bisnis MLM. Aku? Just dont have idea. Apa yang mereka utarakan padaku cukup masuk akal, dan cukup menyenangkan karena intinya aku bisa punya uang, padahal saat itu aku memang sedang ingin sekali cari uang.

Teman-temanku terus menakut-nakutiku. Berkata bahwa sistem kayak gitu hanya akan menguntungkan yang atas, dan bahwa aku hanya akan bekerja untuk memperkaya orang yang berada di posisi paling atas. Setelah kupikir-pikir... masuk akal juga sih. 

Aku melakukan beberapa diskusi dengan ayahku juga. Tapi beda,bagi\ ayahku bisnis jaringan bisa berhasil.

Aku cukup dilema.
Hingga akhirnya kata-kata temanku yang benar, dan karena untuk join harus mengeluarkan uang terlebih dahulu.

Kemudian kakak tingkatku itu mulai sering chat dan spam aku untuk memastikan apakah aku mau join. Aku gerah ditanyai seperti itu, karena aku belum memantapkan hati. Ditanyai seperti itu malah aku semakin kesal. Dan langsung aku tanya saja, memang dia sudah mendapatkan profit berapa dengan bisnis itu. Aku bilang, bahwa aku mungkin akan ikut jika ia sukses disana.

I'm so in negative way of thinking.

Lama-kelamaan pengalaman yang awalnya tampak biasa saja, karena sering mendengar teman-temanku bicara buruk mengenai hal tersebut, secara tidak sadar, hal tersebut menggapai alam bawah sadarku. Tanpa sadar aku jadi takut diprospek lagi. Karena ending-endingnya aku disuruh beli beli, padahal aku maunya cari uang bukan beli-beli. Aku yang belum punya mimpi aneh aneh dan boro-boro, ngarep megang 100juta aja enggak kepikiran, menganggap tawaran-tawaran itu menjadi semakin mustahil.

Aku bahkan tidak percaya ada orang di jaringan tersebut yang bisa mendapat 100juta atau lebih, karena pada saat mereka presentasi mereka hanya berkata tahu, tapi tidak ada orangnya.

Padahal kalau kupikir sekarang, orang yang punya penghasilan seratus juta nggak akan semudah itu turun ke lapangan prospekin orang yang belum tentu jadi sesuatu.

Intinya, pengalaman aku diserang beberapa orang untuk join ke jaringan mereka, yang membuatku takut, menjadi semacam trauma, dan bagiku MLM adalah ITU. Pasti seperti ITU. 

Ketika ada teman-temanku yang dapat iklan pasang tali teh, tau kan? Itu iklan fenomenal ditempel dimana-mana.. part time gitu, aku sendiri sangat tertarik.. cuma belum kesempatan saja datang dan melamar, Untung tidak, karena ternyata... pada saat itu ketika teman-temanku bercerita... aku langsung mengecapnya sebagai MLM. Karena ada unsur penipuan dan tidak kejujuran di dalamnya. Entah bagaimana sistem di dalamnya, segala penipuan yang nyuruh kita kerja dan ternyata nggak dapat hasil, bagikut itu MLM.

Apakah kamu berfikir hal yang sama denganku?

Lucuuuu sekali, bagaimana aku jadi terus terusan mengecap MLM adalah sama dengan Money Game, menyamaratakannya dengan penipuan dan pembohongan, bahwa tidak ada orang yang benar-benar sukses dengan MLM. Bahwa Prospek = MLM, bahwa kalau didatangi orang presentasi produk = MLM, bahwa bisnis yang meminta kita mengeluarkan uang = MLM. Tanpa belajar lebih jauh tentang MLM itu sendiri. Skeptisku pada hal-hal yang berbau MLM menjadi meningkat jauh lebih tinggi. MLM is bad, bad, bad, bad. Jelek banget di mataku.'

Saat aku mulai punya impian, mulai ingin punya penghasilan 5-10juta per bulan, aku memulai banyak bisnis. Usaha, jualan-jualan.

Dan ketika aku tahu oriflame, aku gabung karena jualan makeup, sejalan sama kebiasaanku jualan. Aku lupa bahwa waktu kecil, aku sebetulnya tahu bahwa itu MLM, tapi karena sudah tergantikan dengan pikiran negatifku dengan MLM di jaman sekarang, maka aku lupa dan hanya berfikir bahwa oriflame itu bisnis kosmetik.

Padahal ORIFLAME itu jelas-jelas MLM tapi aku merasa tidak demikian, karena ketika aku bawa brosur katalog ke ruang kuliah dan teman-temanku tertarik untuk baca,dan aku tidak melakukan prospekting, aku merasa melakukan jualan yang biasanya aku lakukan. Enaknya, ada katalog dan ada harga-harga diskon. Aku inget jaman ibuku gabung oriflame, ada halaman yang bisa ada sampel parfumnya. Itu lebih menggairahkan bukan untuk orang-orang yang suka jualan? Untuk bergabung aku cuma ngeluarin uang 20.000 dan aku sudah punya hak diskon-diskonnya. Siapa yang nggak senang? Dan mana ada aku berfikir itu MLM.

Meskipun usaha itu kandas karena temanku selalu minta diskonku. Dan aku harus stok produk banyak kalau nggak mau rugi waktu beli. Pada saat itu, aku cukup buta arah. Aku mengenal kata downline dan upline, tapi itu karena sering dengar waktu dulu ibuku join, dan tidak kuarahkan pada MLM pengalamanku yang dulu itu.

Oh ya, jangan lupa aku pernah pingin gabung ke bisnis asuransi, prudential, sampai datang ke kantornya, pingin ikut trainingnya. Aku kira itu jenis kerjaan seperti pekerjaan pada umumnya, aku bakal wawancara dulu. Aku merasa bisnis asuransi itu bisa menjadi bisnis luar biasa karena komisinya gede banget. Kandas, karena aku tidak juga dihubungi untuk wawancara. Dan aku nggak tahu, kalau bisnis itupun jenis network marketing, alias ya sistemnya nggak jauh dari bisnis MLM juga. Mereka menggunakan prinsip yang sama.

Itu beberapa tahun yang lalu, tahun 2013-2014. Dan sekarang di tahun 2018-2019, baru kutahu oriflame itu juga masuk MLM, dan ternyata ada perusahaan yang memang MLM murni, bukan Money Game. Prudential juga bisnis jaringan murni, bukan Money Game. Oh, kalau bisnis asuransi pasti selalu terkait dengan sales kan. Banyak yang alergi sama sales karena dikiranya mau nyuruh kita beli.

Dan MLM yang selama ini kuanggap buruk dan penipuan,, sesungguhnya itu bukanlah MLM, tapi ya Money Game. Itulah kenapa rasanya beda, itulah kenapa... aku tidak merasa aneh saat join oriflame atau ingin masuk prudential, karena aku merasa perusahaan-perusahaan itu namanya dimana-mana, terkenal. Jadi nggak mungkin pembohongan. Aku percaya diri bahwa itu perusahaan bisnis, seperti aku biasa melakukan reseller atau dropship. Sedangkan yang dulu kuanggap MLM, ya namanya memang asing di telinga.

Dan aku baru tahu kalau MLM mengalami pencemaran nama baik karena pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Sistem jaringan di perusahaan MLM yang sudah bertahun-tahun dibuat untuk menyukseskan SEMUA ORANG dan pasti berhasil asalkan mengikuti sistemnya dengan benar sesuai yang diajarkan... cara ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan hitam/abal-abal untuk mencari uang dengan cara cepat, yaitu prospek, prospek, prospek, sehingga kata 'prospek' juga mengalami penjualan. Prospek jadi cenderung diartikan sebagai orang yang mengajak orang lain untuk masuk dan menjerumuskan orang lain ke dalam bisnis penipuan, Dan perkembangan pola pikir demikian menjadi sangat pesat sehingga terasa sangat nyata, termasuk aku.

Di bawah alam sadarku, Prudential, Oriflame,, itu bukan bukan bisnis jaringan.
Sedangkan orang-orang yang suka presentasi, suka prospekin orang, dan nyuruh gabung ke bisnis mereka dengan bayar uang dulu dan dengan sistem kaki-kaki.. itulah MLM. Dan bagi banyak orang Tutup Poin = MLM = Money Game.

Padahal Tutup Poin = MLM tapi bukan Money Game. Sekarang kalo aku pikir-pikir, kalau ada orang yang mengeluh ini padaku, rasanya ingin kujitak saja kepalanya, karena sudah terjerumus dalam perspektif dan pola pikir yang salah tentang MLM.

Akhirnya kan, di jaman sekarang.. untuk menetralkan situasi.. kita mulai mengganti MLM dengan sebutan Network Marketing, sehingga tampak sedikit membedakan.


Intinya, setelah sedikit BELAJAR. Ingat ya, BELAJAR tentang BISNIS.
Aku sadar bahwa yang melakukan cuci otak itu ternyata masyarakat itu sendiri ya masyarakat Indonesia kita ini.
Coba kalian baca buku motivasi pebisnis sukses luar negeri, siapa yang akan bilang MLM itu buruk? 

Pengalaman Buruk tentang MLM



Salam, Adlina Haezah

Komentar