Ulasan Lagu Kemarin Seventeen Membuat Pilu hingga Menangis

Ulasan Lagu Kemarin Seventeen Membuat Pilu hingga Menangis


Lagu Kemarin Seventeen Membuat Pilu hingga Menangis. Lagu Kemarin sangat sesuai dengan Kondisi Ifan sebagai satu-satunya personil band Seventeen yang selamat. Selain itu Ifan juga ditinggal oleh Dylan Sahara yang tidak terselamatkan pada musibah yang terjadi tersebut.

Sudah berapa hari yang lalu ya semenjak berita di Banten itu?
Dan kerasa nggak sih bahwa kita hampir tiap bulan Indonesia kena musibah?
Tragedi ini seolah menjadi pukulan keras dari yang Maha Kuasa. Itu saja bisa membuatku menangis. Betapa pendek umur kita sebetulnya..

Oya, kembali ke lagu Kemarin ini.

Semua pasti sekarang sudah tahu dengan lagu ini, karena lagunya sangat sesuai dengan kondisi Ifan, vokalis Seventeen sebagai satu-satunya anggota personil Seventeen yang selamat.

Aku nih ya, sebagai seorang INFP... karena paling mudah membayangkan, jadi aku juga paling mudah juga menangis.

Kisahnya Ifan mungkin menjadi salah satu kisah tragis yang terekspos dari banyak cerita-cerita sedih lainnya dari para korban.

Kisahnya Ifan menjadi bahan perbincangan karena Seventeen adalah grup band yang sangat terkenal berkat karya-karyanya yang sempat menjadi hits.

Aku sih bukan fansnya seventeen ya.. suka sama lagunya, tapi memang bukan fans.

Aku nulis ini juga bukan karena fans tapi karena aku merasa sedih sekali hingga rasanya menjadi perlu dituliskan.

Kisahnya Ifan ini jelas akan menjadi catatan baru dari dunia musik di Indonesia, catatan sejarah yang akan dikenang oleh lebih banyak orang di masa depan. Bahwa ada kala ketika sebuah band yang sudah berdiri lama akhirnya pecah dan bubar karena tidak bisa lagi bergerak sebagai sebuah band, dan bukan karena masalah internal seperti halnya band yang pecah tetapi karena musibah.

Gimana enggak... 4 orang personil, yang selamat cuma 1 lho...
Dan aku, membayangkannya saja sudah bisa dibuat menangis.

Aku ketika lihat video panggungnya roboh itu ya, nggak tau kenapa aku langsung membayangkan apa yang kemudian terjadi di lautan. Para personil yang masih mengalungi gitar, memegang stick drum, memegang mic, semua orang yang sedang berteriak ceria, hanya dalam waktu sepersekian detik... lenyap.

Dalam sepersekian detik semua terapung di lautan, dengan begitu banyak barang reruntuhan panggung, bagaimana setiap -- tiap-tiap orang disana hanya melakukan satu hal: bertahan hidup.

Kalau Ifan cerita bahwa ia terlempar kesana kemari, pasrah, kaki di kepala, kepala di kaki, teriakan orang dimana-mana, jambak-jambakan, tendang-tendangan.. hanya karena pada saat itu mereka berusaha untuk tetap bertahan hidup, mencoba bertahan dari amukan alam pada saat itu.

Entahlah.. sebegini besar kuasa Tuhan.. menyapu bersih manusia dengan alamnya yang luar biasa besar.

Kita harusnya memohon ampun setiap saat, ya kan? Saat aku menulis inipun ketakutan akan kuasaNya begitu terasa hingga aku merasa pasti menangis.

Dan Ifan adalah satu yang selamat dari sekian ratus orang pada saat itu. Tapi yang ngilu adalah membayangkan bagaimana saat ia tahu bahwa hanya segelintir orang yang ia kenal yang selamat. Bagaimana rasanya melihat teman yang sudah berjuang bersama selama 20 tahun, yang beberapa jam lalu masih saling menghibur penonton, tapi di waktu berikutnya temannya ini sudah tidak lagi bernyawa. Tidak ada lagi untuk kita dengar suaranya.

Pasrah tentu.. harus.. tapi emosi tidak bisa dibohongi. JIka tiba-tiba ia merasa shock dan menangis, tidak ada yang berhak menyalahkan.

Apalagi saat satu-satu persatu kawannya ditemukan.

Ketika harapan untuk setiap keluarganya ditemukan untuk tetap hidup, tapi tidak. DItemukan dalam kondisi tidak lagi bisa diajak bicara.

HIngga 2 orang terakhir, Andi dan Dylan.

Lalu Andi ditemukan meninggal, begitu juga istrinya Dylan yang tidak terselamatkan.

Mengiris?
Menyayat hati? Ya..

Yah... aku tak akan tahu apa rasanya Ifan saat itu.
Bagaimana ia harus menghadapi studio kosong tanpa ada lagi temannya..
atau kembali ke rumah dalam kondisi tidak ada lagi istri yang menemani.

Saat melihat video-video Ifan yang beredar, semuanya menahan tangis, tapi kadang juga tidak tertahankan dan tumpah. Lalu sekali lagi, aku tidak tahu apa yang ia rasakan disana.

Lagu Seventeen berjudul Kemarin diunggah Anji karena ia merasa lagu tersebut sangat menggambarkan apa yang terjadi dengan Ifan.

Dan sekarang lagu tersebut viral, karena kini melalui lagu tersebut kita mungkin sedikitttt saja tahu apa yang dirasakan Ifan.

Serius, aku termasuk salah satu yang merinding waktu dengar lagunya. Musik dan Liriknya semua bikin aku merinding, dan denger suaranya si Ifan yang penuh emosi di lagu  ini nggak tau kenapa serasa dia sedang bernyanyi saat ini juga.

Entah bagaimana Ifan di masa depan akan menyanyikan lagu ini.
Mungkin akan selalu teriang dengan tragedi tersebut.



Kemarin engkau Masih ada disini 
Bersamaku Menikmati rasa ini
Berharap semua Takkan pernah berakhir
Bersamamu Bersamamu

*aku merasakan lirik ini saat hari pertama Ifan ditemukan selamat dan bercerita tentang siapa meninggal dan siapa yang masih dicari*

Kemarin Dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu Merasakan ini semua
Melewati hitam Putih hidup ini
Bersamamu Bersamamu

*bagian ini aku membayangkan seventeen yang masih utuh pun Ifan sama istrinya, gak ada kepikiran bakal berpisah... aaaaa aku mau nangis, IFan nyanyi bagian ini penuh penghayatan banget kayak mau nangis*

Kini Sendiri disini
Mencarimu Tak tahu dimana *terasa banget ini perasaan Ifan ke Dylan*
Semoga tenang Kau disana *dan ini ketika Ifan nemuin Andi dan Dylan udah meninggal*
Selamanya

Aku Slalu mengingatmu
Doakan mu Setiap malamku
Semoga tenang Kau disana
Selamanya

*Nggak bohooong. bagian reff ini dari musik, dari suaranya Ifan semuanya emosional, sumpaaah*



Pokoknya ya, lagu ini sudah aku setel berkali-kali, diulang-ulang lagunya, dan setiap pengulangan setiap didengerin lagi dan lagi, aku jadi kepikiran si Ifan sekarang perasaannya kayak gimana ya, lagi mikir apa ya...

Ya Allah... semoga Kau berikan tempat terbaik untuk para korban Tsunami tanggal 22 Desember kemarin.. aminn


Salam, Adlina Haezah

Komentar