Aku nonton film ini nggak langsung habis, dan nggak nyangka
kalau aku bakal berakhir dengan mata bengkak ketika akhirnya memutuskan untuk
meneruskan menonton film ini.
Lagi-lagi film korea berhasil membuatku sesak nafas dan
menangis tersedu-sedu karena semua emosi yang dimunculkan dalam film ini.
Kali ini aku nggak akan nulis panjang lebar, karena
sejujurnya, aku nggak sanggup. Film ini terlalu sedih... terlalu mengaduk-aduk
emosi. Betatapun aku mencoba untuk menahan tangis, jadinya aku tetap harus
sesenggukan.
Ceritanya sendiri sebenarnya ringan di bagian awal, tapi
siap-siap aja mulai dari pertengahan hingga akhir sepertinya kita dibombardir
dengan klimaks tiada henti yang terus-terusan membuatku menangis setiap kali
aku kira cerita akan mencapai resolusi. Sialnya, bahkan resolusi itu sendiripun
menguras air mata.
Ceritanya sangat amat menyentuh. Aku sendiri nggak tau
kenapa aku yang notabennya lebih suka cerita-cerita dengan nuansa romance malah
lebih mudah menangis ketika dihadapkan dengan tontonan-tontonan dengan tema
keluarga. Coba lihat ada berapa film bertema keluarga yang selalu berhasil
membuatku menangis tersedu-sedu. Terlebih di film ini hampir semua pemainnya
perempuan sehingga film ini secara emosional sangat dan lebih dekat dengan aku
yang juga seorang wanita. Kisah ibu dengan anaknya entah kenapa yang paling
berhasil membuatku terkejut dengan emosi-emosi itu. Terasa sangat dekat dan
terasa sangat nyata sehingga emosi-emosi tersebut sangat mudah untuk dirasakan
dan sangat mudah untuk masuk ke dalam hati.
Lihat film ini bikin baper banget.
Di awal kita akan diperlihatkan kehidupan para tahanan
wanita di penjara dengan konflik-konflik mereka. Disampaikan sangat amat ringan
sehingga kita bisa dengan mudah membaca situasinya. Nah... cerita semakin menarik
ketika mulai memasuki adegan-adegan paduan suara.
Semua lagunyaaaaa bikin nangis, serius deh. Aku nggak tau
gimana musik bisa mempengaruhi sebegini besarnya, aku bahkan nggak benar-benar
membaca arti lirik-liriknya, tapi musiknya selain menghangatkan juga bisa
memicu emosi yang nggak disadari hingga tanpa sadar aku menangis begitu saja
padahal nggak benar-benar mengerti apa yang sebenarnya sedang kutangisi.
Apalagi sesuai judulnya, harmonisasi antara alur, plot, dan
lagunya itu sendiri menciptakan tembakan yang sangat kuat dan akhirnya membuat
kita sangat memahami para pemainnya, bahkan rasanya kita berada di posisi
pemainnya. Film ini berhasil menghipnotisku untuk tidak henti-hatinya mengikuti
ceritanya yang sangat-sangat-indah.

Terutama momen ketika ibu dan anak bertemu kembali....
rasanya aku sendiri bisa merasakan bagaimana perasaan si ibu. Seorang ibu yang
hanya sanggup merawat anaknya hingga ia berusia 1 tahun, usia dimana si kecil
tidak akan pernah ingat ibunya jika dipisahkan pada umur-umur tersebut. Karena
itu, ketika mereka ketemu lagi beberapa tahun kemudian dan hanya si ibu yang
mengingat, itu benar-benar bikin aku nggak bisa berkata-kata saking
menyakitkannya. Si anak yang nggak akan pernah mendapatkan cinta dari ibu
kandungnya mungkin untuk seumur hidupnya, dan akan menganggap ibu yang
mengadopsinya sebagai segalanya. Aku bener-bener nggak bisa bayangin gimana
rasanya jadi si ibu ini, karena dia benar-benar mencintai anaknya. Udah gitu,
lucunya si anak ini dengan mata polosnya seperti otomatis gitu deket sama ibu
kandungnya sendiri. Huhu... Anak ini
kelihatannya bahagia dengan hidupnya dan jelas itulah yang diinginkan sang ibu,
tapi juga sangat menyedihkan. Mereka hidup di dunia yang sama, tapi si anak
tidak akan bisa pernah mengenalnya.
Udah deh segitu aja ya, aku udah bilang nggak nulis panjang
kali ini. Rasanya kayak pingin nangis lagi soalnya. Kalo pingin tahu bagaimana
dramatisnya film ini, mending nonton sendiri aja deh dan rasakan sensasinya.
Nilai: 5/5
Salam,
ADLN_haezh
makasih reviewnya :)
BalasHapussama-sama ^^
Hapus